Adanya Gerbong Bersejarah Museum Brawijaya

Adanya Gerbong Bersejarah Museum Brawijaya – Pergi ke museum sering menghadirkan kesan informatif maupun menghibur. Kisah heroik dan seram pun juga sering diingat sepulang dari museum. kejadian bersejarah itu pula jadi kesan yang cukup melekat atau disematkan di Museum Brawijaya Malang.

Ada banyak koleksi benda peninggalan perjuangan kemerdekaan di Museum Brawijaya Malang. Di ruang pertama, dipamerkan berbagai koleksi pascakemerdekaan 1945–1949. Ruang kedua memamerkan koleksi benda periode 1950-1976 mempertahankan kedaulatan. sbobet

Salah satu koleksi paling ikonis adalah ‘Gerbong Maut’ di halaman belakang museum. Satu dari tiga gerbong yang digunakan militer Belanda mengangkut 100 tahanan pejuang republik dari penjara Bondowoso menuju penjara Bubutan, Surabaya pada 23 November 1947. benchwarmerscoffee

Tiga gerbong bernomor registrasi GR5769, GR4416 dan GR10152 penuh sesak pejuang. Masing–masing diisi sedikitnya 30 orang, berangkat dari Bondowoso pada pagi hari. Para pejuang yang ditahan itu berangkat tanpa diberi makanan. premiumbola

Gerbong seluruhnya ditutup rapat minim ventilasi, berubah jadi ‘neraka’ bagi para pejuang saat siang hari. Suhu udara dan panas menyiksa para tahanan di dalam gerbong. Teriakan mereka meminta air dan udara segar diabaikan serdadu Belanda. www.benchwarmerscoffee.com

Peristiwa itu berakhir pilu saat gerbong tiba di Stasiun Wonokromo, Surabaya. Dari 100 orang tahanan, 46 orang di antaranya meninggal dunia. 11 orang sakit parah, 31 orang sakit, dan 12 orang dalam kondisi sehat.

Peristiwa pilu itu jadi salah satu cerita kelam selama penjajahan Belanda. Dari tiga gerbong maut itu, satu di antaranya bernomor registrasi GR10152 itulah yang disimpan di Museum Brawijaya Malang. Sedangkan dua gerbong lainnya tidak diketahui keberadaannya.

Salah satu Gerbong Maut saksi peristiwa 46 pejuang republik meninggal di dalam gerbong saat diangkut dari penjara Bondowoso menuju penjara Surabaya karena pengap.

Tidak jarang muncul kisah seram dari pengunjung museum, khususnya berkaitan Gerbong Maut. Pada 2013 silam pernah ramai di sosial media. Penampakan sosok putih di dalam Gerbong Maut terekam kamera telepon genggam seorang siswa yang berpose di gerbong.

Kisah mistis seputar museum itu kerap diceritakan mereka yang mengaku pernah mengalami langsung kejadian itu. Meski demikian, Suryo yang bertugas di Museum Brawijaya sejak 1980 an silam mengaku tidak pernah mengalami hal aneh.

Dua tahun silam ada sebuah sekolah menggelar perkemahan malam hari di halaman luar museum. Saat itu, ada lebih dari 20 siswa berteriak histeris seperti kesurupan. Kegiatan dihentikan, para siswa bisa tenang begitu guru spiritual sekolah dilibatkan.

Warganet menjadikan Museum Brawijaya sebagai salah satu tempat angker di Malang. Pengelola museum tak memungkiri itu. Kerap dikunjungi komunitas yang datang dengan tujuan merasakan aura mistis dan uji nyali dengan mengajukan izin berkunjung malam hari.

Jam operasional Museum Brawijaya sebenarnya mulai pukul 08.00–15.00 WIB. Tapi boleh datang malam hari, syaratnya harus mengurus izin ke Bintaldam V Brawijaya. Mereka yang datang malam biasanya komunitas tertentu, untuk menyusuri ruang demi ruang di dalam museum.

Di antara rombongan tamu pada malam hari itu ada yang ahli supranatural. Pengelola museum memaklumi, sebab tidak bertanggungjawab bila terjadi hal di luar rasionalitas. Seolah ada kesepakatan tidak tertulis, kunjungan malam hari harus didampingi ahli supranatural.

Adanya cerita mistis pengunjung malam hari, berbagai cerita keberadaan makhluk tak kasat mata di museum. Siang hari makhluk gaib itu tersebar di berbagai ruangan museum. Kemudian keluar dan berkumpul di dekat Gerbong Maut saat malam hari.

Sosok seperti perempuan dibalut kain putih jadi sosok yang paling sering menampakkan diri. Luluk selama kurang lebih 5 tahun jadi kepala museum itu tidak pernah melihat langsung keberadaan makhluk–mahkluk tersebut.

Meski demikian, ia meyakini keberadaan makhluk astral itu. Bisa di rumah pribadi, di tempat–tempat yang tidak terkesan seram sekali pun. Apalagi di museum yang menyimpan berbagai koleksi benda bersejarah perang kemerdekaan.