Museum Sang Jendral, Ahmad Yani

Museum Sang Jendral, Ahmad Yani – Dibangun sekitar tahun 1930 – 1940an pada saat pengembangan wilayah Menteng dan Gondangdia, semula gedung ini dipergunakan sebagai rumah tinggal pejabat maskapai swasta Belanda/Eropa. Pada tahun 1950-an dikelola oleh Dinas Perumahan Tentara, kemudian dihuni oleh Letjen Ahmad Yani sebagai perwira tinggi TNI AD dengan jabatan terakhir Menteri/Panglima Angkatan Darat RI. Rumah ini menjadi tempat bersejarah karena Letjen A. Yani dibunuh dan diculik oleh gerombolan Partai Komunis Indonesia pada tanggal 30 September, 1965, yang kemudian dikenal dengan peristiwa pemberontakan Gerakan Satu Oktober, sebelum akhirnya sekarang dijadikan museum.

Rumah bercat putih itu barangkali tidak tampak begitu istimewa dari luar. Pagar hitam yang mengelilinginya juga dibuat tidak terlalu tinggi. Yang mencolok adalah patung Jenderal Ahmad Yani yang berdiri gagah, lengkap dengan relief dan kolam ikan di halaman depannya.

Patung, kolam, dan relief itu adalah sebagian dari sedikit perubahan di kediaman Sang Jenderal yang kini Namanya menjadi Museum Sasmitaloka Ahmad Yani. Selebihnya adalah asli, persis seperti saat kediaman itu ditinggal Jenderal Ahmad Yani pasca penembakan dirinya di rumah itu. agen bola

Tujuh peluru ditembakan bertubi-tubi mengenai dada Sang Panglima di hadapan kedelapan anaknya. Tepat pukul 04.35, 1 Oktober 1965, Sang Panglima pun jatuh tersungkur di ruang tengah rumahnya. sbotop

“Setelah ditembak pasukan Cakrabirawa, beliau roboh di sini dalam keadaan tengkurap. Bapak ditelentangkan, lalu diseret hingga gerbang,” cerita Sersan Mayor Sartono, penjaga sekaligus pemandu Museum Sasmitaloka saat ditemui. https://www.americannamedaycalendar.com/

Lantai tempat gugurnya Sang Pahlwan Revolusi itu kini ditandai sebagai pengingat. Bahkan masih tampak jelas lubang-lubang peluru di pintu samping rumah itu. Di antara tujuh timah panas yang dilancarkan, lima peluru tembus dari tubuh Jenderal.

Dua peluru mengenai lukisan dan tiga lainnya mengenai lemari. Dua peluru lainnya masih bersarang di tubuh Ahmad Yani hingga jenazahnya ditemukan di Lubang Buaya. Senapan Thomson yang digunakan untuk menembak pun dipajang di kamar Ahmad Yani.

Di dinding ruang tengah juga terpajang sembilan foto Pahlawan Revolusi yang gugur pada peristiwa G30S/PKI. Foto-foto itu merupakan koleksi tambahan, di luar ribuan koleksi lain yang merupakan barang peninggalan asli milik Panglima Ahmad Yani.

“Ini semua asli. Dulu foto-foto pahlawan revolusi itu enggak ada sebelum jadi museum,” tambah Sartono yang menjaga museum itu sejak 2004.

Sartono kemudian memaparkan bahwa rumah itu dulunya didiami Panglima Jenderal Ahmad Yani dan keluarganya sejak 1958. Ia juga menunjukkan dua kamar yang dulu ditempati putri-putri beliau dan kamar Sang Jenderal sendiri.

Seprai, seragam, sepatu, hingga lencana milik Ahmad Yani terpajang sangat rapi pada lemari kaca di kamar itu. Bahkan, make up dan sabun mandi yang pernah digunakan sang istri, Yayu Rulia Sutowiryo, juga masih tersimpan di meja riasnya.

 “Bedaknya ibu (istri Ahmad Yani) masih ada, ini saya simpan di laci. Sebab kalau saya taruh di atas meja rias nanti bertaburan,” jelas Sartono.

Kenangan keluarga Jendral Ahmad Yani sungguh masih tersimpan rapi di museum yang dikelola Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat itu. Pasca kejadian ‘pagi berdarah’ itu, istri dan anak-anak Ahmad Yani pindah ke rumah di seberang museum. Namun, kenangan di rumah lama tersebut tidak pernah ditinggalkan.

Hingga kini ketujuh anak Ahmad Yani yang masih hidup kerap mengunjungi museum itu. Setidaknya sebulan sekali, mereka mencari tanggal yang pas untuk temu kangen dan merawat kenangan bersama ayahnya di sana.

“Mereka cari waktu senggang bareng untuk temu kangen dan nostalgia masa kecil. Meski ada kenangan menyakitkan, luka itu pelan-pelan sembuh. Mereka juga merasa bangga bapaknya gugur sebagai pahlawan pembela Pancasila,” tutup Sartono di sore itu.

Museum Sasmitaloka Ahmad Yani buka tiap hari, kecuali Senin pada 08.00-16.00 WIB. Untuk menikmati koleksi museum dan mendengarkan cerita pemandu, kamu tidak perlu membayar tiket masuk alias gratis.

Pendirian Museum Batik dari Rumah Seorang Koruptor

Pendirian Museum Batik dari Rumah Seorang Koruptor – Rumah mantan Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Djoko Susilo di Solo yang disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang akan dihibahkan kepada Pemkot Solo. Penyerahan hibah rencananya akan dijadwalkan Selasa mendatang.

Tanah dan bangunan seluas 3.077 meter persegi berlokasi di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 70 Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, tersebut akan difungsikan sebagai museum batik. Pada waktu itu Djoko Susilo diketahui terjerat kasus korupsi pengadaan simulator Surat Izin Mengemudi (SIM). judi online

Permohonan alih kelola aset hasil sitaan korupsi ini bukan yang kali pertama dilakukan oleh Pemkot Solo. Sebelumnya tanah dan bangunan cagar budaya (BCB) Dalem Joyokusuman milik bekas Kepala Badan Urusan Logistik Wijanarko Puspoyo juga diambil alih oleh Pemkot. sbobet88

Rumah tersebut kini disita oleh Kejaksaan Agung (Kejakgung) terkait dengan kasus korupsi Bulog. Kepala Bidang (Kabid) Aset Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Sugiyatno, kepada wartawan, Rabu (11/10/2017), mengatakan pada serah terima aset tanah dan bangunan bekas milik Djoko Susilo, Selasa mendatang, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan perwakilan kementerian terkait juga diundang dalam serah terima tersebut. www.mrchensjackson.com

Proses hibah telah rampung dengan mendapatkan surat persetujuan dari Kementerian Keuangan dan Bapak Presiden Joko Widodo. Rencana penyerahan hibah aset tanah dan bangunan telah ditindaklanjuti oleh Pemkot dengan meninjau lokasi tersebut belum lama ini. Berdasarkan hasil peninjauan tersebut, dia mengatakan kondisi bangunan di tanah seluas 3.077 meter persegi itu dalam kondisi baik dan layak untuk pakai.

Nilai aset tanah dan bangunan itu ditaksir mencapai Rp. 48 miliar. Sejak disita KPK, bangunan itu tetap dirawat. Jadi kondisi bangunannya masih bagus dan juga terawat. Bangunan dengan perpaduan gaya arsitektur Jawa dan Eropa itu telah disita oleh lembaga antirasuah lantaran Djoko Susilo tersangkut dalam kasus korupsi pengadaan simulator SIM. Permohonan pengelolaan rumah tersebut diajukan Pemkot kepada KPK sejak awal 2016.

Sesuai permohonan Pemkot, dia mengatakan tanah dan bangunan tersebut akan digunakan sebagai museum batik. Namun, saat ditanya bagaimana konsep museum batik tersebut, dia mengatakan masih dibahas tim terkait.

Setelah diserahkan listrik dan pemeliharaan bangunan sementara akan menjadi tanggung jawab Bagian Umum Pemkot. Nantinya sesudah museum batik beroperasi, kewenangan operasional baru akan diserahkan kepada organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dalam hal ini Dinas Kebudayaan (Disbud). Rencana pemanfaatan menjadi museum batik merupakan tindak lanjut dari rencana Pemkot mendirikan museum batik seusai ide mengakuisisi Omah Lawa yang tak terealisasi.

Wacana pendirian museum batik sudah mencuat dari sejak 2014 lalu. Wali Kota F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan rencana alih kelola tanah dan bangunan bekas milik Djoko Susilo sebagai upaya Pemkot mengamankan bangunan. Kalau rusak, biaya perawatan dan pemeliharaannya tentu jauh lebih besar dibandingkan jika ada yang merawat dan “ditinggali” atau diambil alih atau fungsinya. Nanti tanah dan bangunan akan jadikan museum batik tentu saja dengan hal tersebut akan memberikan tempat yang cukup untuk sebuah museum.

Pemkot akan mengalokasikan anggaran untuk perawatan dan pemeliharaan bangunan tersebut meski Rudy mengakui butuh anggaran yang besar untuk pemeliharaan sebagai bangunan cagar budaya. Baginya, yang terpenting bukan pada persoalan anggaran pemeliharaan tetapi bagaimana upaya Pemkot menyelamatkan bangunan cagar budaya. Jadi kalau masalah anggaran nanti akan bisa disiapkan oleh pemkot. Yang terpenting bangunan itu akan terawat dan tidak mangkrak.

Rumah “Eyang” Habibie

Rumah “Eyang” Habibie – Bapak BJ Habibie yang terjun ke dunia politik tidak diikuti dua anaknya: Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie. Itu berbeda dengan anak-anak mantan presiden RI yang lain. Keluarga Habibie punya alasan tentang itu.

Ilham menuturkan, ayahnya bukan politikus, melainkan seorang profesional yang kebetulan punya jabatan publik. ”Bapak orang yang bekerja secara profesional di pemerintahan dan oleh karena itu ada dimensi politik pada pekerjaannya. Tapi, bukan politikus yang kita kenal full time politik,” ujar dia di Taman Makam Pahlawan Kalibata kemarin. sbobet

Atas dasar itu, kata Ilham, dirinya dan Thareq tidak pernah terjun ke dunia politik dan memilih menjadi profesional. Yang terpenting, sebagaimana ajaran sang ayah, profesi apa pun harus memberikan manfaat. ”Seorang profesional dan itu yang bisa saya kontribusikan untuk bangsa dan negara,” tuturnya. https://www.mrchensjackson.com/

Ilham menuturkan, hingga beberapa saat sebelum meninggal, Habibie menginginkan apa yang dicita-citakan dan belum diwujudkan bisa diteruskan. ”Harus melanjutkan perjuangan, mengurus hal yang bapak ingin,” ujarnya.

Ada banyak cita-cita Habibie. Namun, menurut Ilham, salah satu yang akan dilanjutkan adalah pembuatan pesawat terbang R-80. Dia beralasan, peluncuran N-250 pada 1995 membawa dampak besar bagi perkembangan teknologi di Indonesia. Bahkan, momentum 10 Agustus itu dicatat sebagai Hari Teknologi Nasional. judi bola

Momentum tersebut, kata Ilham, harus dilanjutkan dan disesuaikan dengan zaman. Dan, R-80 merupakan bentuk modern dari N-250. ”Tentu kita tidak ingin itu seperti museum. Kita harus meneruskan,” tegasnya.

Di luar urusan pesawat, Habibie dikenal sebagai kolektor mobil. Puluhan mobil dan motor terparkir di garasi rumahnya. Jimly Asshiddiqie, mantan asisten Habibie ketika menjabat wakil presiden, mengungkapkan bahwa pria kelahiran Parepare, Sulsel, itu memang menyukai dunia otomotif.

Ada banyak koleksi mobil klasik dan motor gede (moge). ”Jumlahnya nggak tahu pasti. Tapi, banyak di bawah (garasi, Red),” katanya.
Jimly mengaku pernah ditawari untuk menggeber moge kesayangan Habibie. Namun, karena tidak terlalu mengerti dan tidak hobi, dia urung mencoba. ”Saya pernah mau dipinjemin, udah lama. Tapi, saya nggak punya SIM,” kata dia, lantas tersenyum.

Menurut Jimly, ada rencana menjadikan rumah tersebut sebagai museum. Selain kendaraan koleksi, ada ribuan buku di rumah Habibie. ”Jadi, memang beliau niatkan ini rumah akan jadi perpustakaan dan museum sehingga orang bisa pakai.Tentu nanti ada yang mengelola, mungkin Habibie Center,” jelas mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Farah Habibie, cucu Habibie, mengakui hobi koleksi otomotif tersebut. Tapi, sang eyang justru tidak tak begitu mahir mengemudi. ”Eyang is a bad driver,” katanya.

Sementara bekas kediaman Habibie di Jalan Bau Massepe, Parepare, kini dihuni oleh keluarga besar pejuang kemerdekaan H Usman Palo.

Masih ada tempat tidur berbahan besi lengkap dengan kelambunya di ruangan yang dulu merupakan kamar tidur Habibie di rumah itu. Di dalamnya juga ada dua lemari antik milik keluarga Habibie

Ketika dijual ke keluarga H Usman Balo, rumah dan isinya dijual sama-sama dan semuanya barang itu masih asli sampai saat ini.
Sementara di bekas rumah orang tua Habibie, ada pelat aluminium mengkilap dengan tulisan “Jaga, Lindungi Lestarikan”.

Tulisan “Status: bangunan cagar budaya Nomor 20/TP-CB-PRE/2016” juga ada di rumah bercat oranye dengan halaman cukup luas itu. Pohon-pohon buah tumbuh di halaman rumah dengan pagar besi model tahun 1960-1970 tersebut. Di samping gerbang rumah, ada pos jaga dengan seorang petugas keamanan di dalamnya.

Adanya Gerbong Bersejarah Museum Brawijaya

Adanya Gerbong Bersejarah Museum Brawijaya – Pergi ke museum sering menghadirkan kesan informatif maupun menghibur. Kisah heroik dan seram pun juga sering diingat sepulang dari museum. kejadian bersejarah itu pula jadi kesan yang cukup melekat atau disematkan di Museum Brawijaya Malang.

Ada banyak koleksi benda peninggalan perjuangan kemerdekaan di Museum Brawijaya Malang. Di ruang pertama, dipamerkan berbagai koleksi pascakemerdekaan 1945–1949. Ruang kedua memamerkan koleksi benda periode 1950-1976 mempertahankan kedaulatan. sbobet

Salah satu koleksi paling ikonis adalah ‘Gerbong Maut’ di halaman belakang museum. Satu dari tiga gerbong yang digunakan militer Belanda mengangkut 100 tahanan pejuang republik dari penjara Bondowoso menuju penjara Bubutan, Surabaya pada 23 November 1947. benchwarmerscoffee

Tiga gerbong bernomor registrasi GR5769, GR4416 dan GR10152 penuh sesak pejuang. Masing–masing diisi sedikitnya 30 orang, berangkat dari Bondowoso pada pagi hari. Para pejuang yang ditahan itu berangkat tanpa diberi makanan. premiumbola

Gerbong seluruhnya ditutup rapat minim ventilasi, berubah jadi ‘neraka’ bagi para pejuang saat siang hari. Suhu udara dan panas menyiksa para tahanan di dalam gerbong. Teriakan mereka meminta air dan udara segar diabaikan serdadu Belanda. www.benchwarmerscoffee.com

Peristiwa itu berakhir pilu saat gerbong tiba di Stasiun Wonokromo, Surabaya. Dari 100 orang tahanan, 46 orang di antaranya meninggal dunia. 11 orang sakit parah, 31 orang sakit, dan 12 orang dalam kondisi sehat.

Peristiwa pilu itu jadi salah satu cerita kelam selama penjajahan Belanda. Dari tiga gerbong maut itu, satu di antaranya bernomor registrasi GR10152 itulah yang disimpan di Museum Brawijaya Malang. Sedangkan dua gerbong lainnya tidak diketahui keberadaannya.

Salah satu Gerbong Maut saksi peristiwa 46 pejuang republik meninggal di dalam gerbong saat diangkut dari penjara Bondowoso menuju penjara Surabaya karena pengap.

Tidak jarang muncul kisah seram dari pengunjung museum, khususnya berkaitan Gerbong Maut. Pada 2013 silam pernah ramai di sosial media. Penampakan sosok putih di dalam Gerbong Maut terekam kamera telepon genggam seorang siswa yang berpose di gerbong.

Kisah mistis seputar museum itu kerap diceritakan mereka yang mengaku pernah mengalami langsung kejadian itu. Meski demikian, Suryo yang bertugas di Museum Brawijaya sejak 1980 an silam mengaku tidak pernah mengalami hal aneh.

Dua tahun silam ada sebuah sekolah menggelar perkemahan malam hari di halaman luar museum. Saat itu, ada lebih dari 20 siswa berteriak histeris seperti kesurupan. Kegiatan dihentikan, para siswa bisa tenang begitu guru spiritual sekolah dilibatkan.

Warganet menjadikan Museum Brawijaya sebagai salah satu tempat angker di Malang. Pengelola museum tak memungkiri itu. Kerap dikunjungi komunitas yang datang dengan tujuan merasakan aura mistis dan uji nyali dengan mengajukan izin berkunjung malam hari.

Jam operasional Museum Brawijaya sebenarnya mulai pukul 08.00–15.00 WIB. Tapi boleh datang malam hari, syaratnya harus mengurus izin ke Bintaldam V Brawijaya. Mereka yang datang malam biasanya komunitas tertentu, untuk menyusuri ruang demi ruang di dalam museum.

Di antara rombongan tamu pada malam hari itu ada yang ahli supranatural. Pengelola museum memaklumi, sebab tidak bertanggungjawab bila terjadi hal di luar rasionalitas. Seolah ada kesepakatan tidak tertulis, kunjungan malam hari harus didampingi ahli supranatural.

Adanya cerita mistis pengunjung malam hari, berbagai cerita keberadaan makhluk tak kasat mata di museum. Siang hari makhluk gaib itu tersebar di berbagai ruangan museum. Kemudian keluar dan berkumpul di dekat Gerbong Maut saat malam hari.

Sosok seperti perempuan dibalut kain putih jadi sosok yang paling sering menampakkan diri. Luluk selama kurang lebih 5 tahun jadi kepala museum itu tidak pernah melihat langsung keberadaan makhluk–mahkluk tersebut.

Meski demikian, ia meyakini keberadaan makhluk astral itu. Bisa di rumah pribadi, di tempat–tempat yang tidak terkesan seram sekali pun. Apalagi di museum yang menyimpan berbagai koleksi benda bersejarah perang kemerdekaan.

Museum Rumah Martha Tilaar

Museum Rumah Martha Tilaar – Sebuah rumah yaitu Museum Roemah Martha Tilaar di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Roemah Martha Tilaar merupakan bangunan lama bergaya arsitektur neoklasik Eropa yang telah dipugar. Bangunan dengan motif serta berkaca patri ini kini bertransformasi menjadi bangunan baru yang siap dikunjungi oleh wisatawan.

Terletak di jalur selatan Pulau Jawa yang ramai dengan kendaraan bus maupun truk, ada sebuah “lorong” waktu bisa membawa Anda menjelajah sejarah sang pendiri Martha Tilaar. Sebuah situs wisata yang masih baru di Gombong itu bernama “Roemah Martha Tilaar”. Situs wisata yang menyimpan segala kenangan tentang Martha Tilaar bisa ditemui di tempat yang beralamat di Jalan Sempor Lama Nomor 28 ini adalah rumah masa kecil Martha. Roemah Martha Tilaar merupakan bangunan lama bergaya arsitektur neoklasik Eropa yang telah dipugar. Bangunan dengan motif serta berkaca patri ini kini bertransformasi menjadi bangunan baru yang siap dikunjungi oleh wisatawan. https://morrowpacific.com/

Direktur Roemah Martha Tilaar, Reza Aditya saat ditemui beberapa waktu lalu mengatakan memulai proses restorasi bangunan sejak tahun 2013. Restorasi bangunan berawal dari keinginan Martha Tilaar untuk memberdayakan masyarakat setempat lewat sebuah tempat wisata. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Bu Martha berpesan untuk proyek (Roemah Martha Tilaar) ini, dia ingin rumah ini berfungsi untuk masyarakat dan memotivasi orang-orang lokal di sini. Bahwa pesannya adalah sukses. Rumah itu yang dibeli tahun 2012, tahun 2013 itu restorasi fisik. Tahun 2014 kita masuk dengan bikin konsep. Waktu dahulu masyakat segan untuk melewati rumah tempat Martha Tilaar lahir itu. Namun berbeda dengan situasi saat kini yang banyak dikunjungi wisatawan dan menjadi tempat kegiatan komunitas setempat. www.benchwarmerscoffee.com

Roemah Martha Tilaar itu seperti apa pandangannya. Ada yang bilang rumah angker. Setiap kali orang-orang cerita kalau lewat situ maunya cepat-cepat. Jadi naik motor, naik sepeda itu dikencangin. apalagi kalau udah malam. Begitupun rumput di halaman-halaman yang tumbuh tak terawat. Rumput-rumput dan ilalang tinggi-tinggi. Jadi rumah utama ini yang ada dan paviliunnya. Kondisinya banyak lumayan kerusakannya. kebayangkan rusak di atap, plafon jebol, kaca patri pecah. interior dalam tegel itu ada juga yang rusak. beberapa ada yang rusak. Namun, perlahan proses restorasi bangunan tua mengubah penampilan fisik. Kerusakan demi kerusakan diperbaiki. Lantai, plafon, dan atap diganti. Pengelola rumah itu pun menambah bangunan di sisi rumah utama. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Kalau rusak ada yang kita bongkar dan kita satuin dan tambal. Bagian samping rumah kopi itu bikin baru karena ada kebutuhan. Kami buat aula untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat. Bangunan tua yang dibangun tahun 1920 itu kini menjadi indah dengan cat putih dan krem yang mendominasi bangunan. Pohon mangga dan berbagai tanaman obat menambah rindangnya suasana Roemah Martha Tilaar. Rumah dengan budaya yang tinggi menjadi tempat wisata Menjelajahi Roemah Martha Tilaar seperti masuk ke lorong waktu kehidupan Martha Tilaar. Di sisi kiri dari teras bangunan utama, wisatawan bisa melihat kamar tidur Martha Tilaar beserta keluarganya dahulu tinggal. Di dalam rumah utama, wisatawan bisa melihat replika barang-barang semasa Martha Tilaar tinggal. “Barang-barang itu semua baru. Jadi gak ada barang-barang yang tertinggal kecuali itu meja abu untuk sembahyang. Itu satu-satunya yang masih ada. Kami berusaha merekonstruksi atmosfir rumah keluarga jaman dulu seperti apa. kita ada dokumentasi foto-foto, jadi mejanya seperti ini.

Di teras bangunan tersedia kursi yang nyaman untuk duduk-duduk. Pada dindingnya terpasang foto-foto lama, peta lama, dan beberapa artikel tentang daerah tujuan wisata di Gombong. Di bagian ruang tengah, terdapat ruang tamu dan altar untuk leluhur Martha yang berasal dari keturunan Tiongkok. Foto-foto keluarga yang sudah tua, seperti kakek buyut, kakek, nenek, ayah, ibu, dan saudara-saudara Martha terpampang di dinding rumah. Ada empat ruang tidur untuk orangtua dan anak-anak. Di teras belakang terdapat ruang makan dan halaman belakang yang luas dan rindang yang menjadi tempat bermain.

Di kanan kiri rumah utama terdapat paviliun yang merupakan kamar tidur anak-anak termasuk Martha Tilaar. Suasana di setiap ruangan dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Wisatawan bisa datang ke Roemah Martha Tilaar untuk sekedar berkeliling menikmati peninggalan masa lalu Martha Tilaar. Wisatawan juga bisa sekedar memotret atau “selfie” dengan latar belakang bangunan bersejarah.

Kalau mau house tour bisa datang setiap saat dan nanti ada guide-nya yang temani tapi kami juga menyediakan paket-paket dengan makan siang. Itu minimal 15 orang kalau rombongan. Biasanya kami sediakan makan siang dan pertunjukan mocopat, salah satu tradisi di sini. Untuk dapat berkeliling Roemah Martha Tilaar, wisatawan dikenakan biaya Rp 15.000. Harga tersebut sudah termasuk biaya pemandu wisata, buka setiap hari Selasa-Minggu mulai pukul 09.00 – 17.00 WIB.