Museum Tidak Biasa Yang Ada di Indonesia

Museum Tidak Biasa Yang Ada di Indonesia – Untuk mengisi liburan dan akhir pekan, biasanya kita akan memilih mall atau juga pantai sebagai tempat tujuan. Tapi, pernah ngga sih kamu merasa bosan ke tempat rekreasi yang itu-itu saja? Mall, misalnya, biarpun berbeda nama tapi isinya kurang lebih serupa antara satu dengan yang lainnya. Nah, jika merasa bosan, museum dapat menjadi tempat tujuan alternatif kamu untuk mengisi waktu!

Rekreasi ke museum terdengar sebagai ide yang kuno dan membosankan. Padahal sebenarnya, itu bisa menjadi kegiatan menyenangkan lho. Kamu juga bisa mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang negeri kita.

Museum-museum yang ada di Indonesia sudah sangat beragam, di antaranya bahkan unik dan ‘nyeleneh’. Museum-museum ‘nyeleneh’ apa saja yang ada di Indonesia? Yuk, simak artikel ini! taruhan bola

1. Museum Geologi, Bandung

Museum Geologi berlokasi di Jl. Diponegoro no. 57, Bandung, tidak jauh dari Gedung Sate. Museum Geologi ini dibangun dan diresmikan sebagai Geologisch Laboratorium pada 16 Mei 1929, jauh sebelum Indonesia merdeka. Pengumpulan benda-benda koleksi yang ada di Museum Geologi sudah dimulai sejak tahun 1850, lho! sbobet365

Museum Tidak Biasa Yang Ada di Indonesia

Koleksi museum Geologi ini dibagi ke dalam 3 ruangan: Sejarah Kehidupan, Geologi Indonesia, dan Geologi untuk Kehidupan Manusia. Apa saja yang dikoleksi? Ini beberapa diantaranya:

– replika fosil T-Rex dan cetakan kaki Tyrannosaurus. www.americannamedaycalendar.com

– fosil hewan vertebrata Indonesia, seperti gajah purba, badak, kuda nil, dan kerbau purba

– berbagai bukti bahwa Bandung dulu adalah danau yang luas

– fosil tengkorak dari Homo erectus paling lengkap yang pernah ditemukan

– koleksi meteorit dengan berat 156 kg yang jatuh di Jatipelangon, Madiun, tahun 1884.

Kamu juga akan tahu bagaimana kepulauan Indonesia terbentuk, serta mengapa sering terjadi gempa di Indonesia. Ada juga fasilitas dari Ruang Auditorium, dimana kamu dapat menonton film 3D tentang geologi.

Museum Geologi buka pukul 08.00 hingga 16.00 dan tutup pada hari Jumat  serta libur nasional. Untuk masuknya kamu cukup merogoh kocek sebesar Rp. 3000, kok!

2. Museum Kayu Tuah Himba, Tenggarong

Sudah tahu ‘kan kalau hutan di Kalimatan sangat kaya dan jenis kayunya pun beragam? Kamu nggak perlu keliling hutan untuk tahu apa saja jenis dan nama kayu-kayu tersebut. Di Tenggarong, Kalimantan Timur, tersebut sebuah museum yang mengoleksi berbagai jenis kayu yang ada di hutan Kalimantan, yaitu Museum Kayu Tuan Himba.

Di museum berbentuk rumah panggung tersebut, kamu dapat menemukan kayu kapur dengan diameter hampir 100 cm, kayu rambutan, kayu ulin, kayu melinjo, berbagai potongan sejumlah pohon, dan yang paling unik adalah 2 awetan buaya pemangsa manusia. Pada tahun 1996, kedua buaya ini memangsa manusia di 2 daerah berbeda. Buaya tersebut kemudian ditangkap dan diawetkan di Museum Kayu Tuan Himba.

Bila ingin mempelajari kayu di Kalimantan dan melihat awetan buaya pemangsa manusia, datang saja ke museum ini dengan membayar karcis Rp. 1.500 saja.

3. Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), Semarang

Kata MURI pasti sudah tidak asing lagi ‘kan di telingamu? MURI juga mencatat prestasi dan rekor luar biasa yang dicetak orang-orang Indonesia, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Mungkin selama ini kamu hanya tahu MURI sebagai lembaga. Tapi, MURI ternyata benar-benar punya gedung untuk menyimpan prestasi dan rekor tersebut, lho!

Museum ini terletak di Jl. Perintis Kemerdekaan, Semarang, satu komplek dengan pabrik Jamu Jago. Bagi yang belum tahu, inisiator MURI adalah Jaya Suprana, generasi ketiga PT Jamu Jago.

Di museum tersebut kamu dapat melihat barang-barang yang memecahkan rekor di Indonesia: seperti lipstick setinggi 3 meter, patung Buddha terkecil dari korek api, dan lukisan bergambar Ciputra dari paku seberat 1,5 kuintal. Sayangnya, tak semua barang rekor tersebut terdapat di museum ini karena ruangannya yang tidak begitu besar.

Kamu dapat datang ke MURI dari Senin-Jumat pukul 09.00-14.00 WIB tanpa perlu membayar tiket. Selain itu, jika kamu ingin mendapatkan merchandise kamu bisa ikut event fotografi dari MURI. Pengundian pemenang merchandise dilaksanakan tiap 3 bulan sekali.

4. Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH; Surabaya

Museum yang ada di Surabaya tersebut mempunyai koleksi yang ‘nyeleneh’. Koleksi yang dimiliki berupa alat-alat medis dan non-medis dan dokumentasi dunia kesehatan. Alat-alat medis yang ada di museum ini sama jenisnya seperti yang sering kita lihat di rumah sakit, hanya saja usianya lebih tua dan bentuknya lebih kuno.

Yang unik adalah benda-benda non-medis yang menjadi koleksi di sini, seperti jelangkung, nini thowok, celana anti pemerkosaan, foto hasil rontgen yang menunjukkan adanya jarum dalam tubuh manusia, hingga air terapi Ponari.

Tidak hanya dipampang, benda-benda non-medis ini juga dijelaskan kegunaannya dalam mengobati penyakit secara tradisional. Penjelasannya disajikan dalam bentuk laporan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan.

Jika ingin berkunjung ke museum ini, silakan datang hari apa saja pukul 09.00 pagi dan membayar uang tiket sebesar Rp. 1.500.

5. Museum Harry Darsono, Jakarta

Museum fashion pertama di Asia Pasifik ini sebenarnya adalah ruang pribadi Harry Darsono, desainer papan atas di Indonesia. Kalau berkunjung ke museum ini, kamu dapat melihat ribuan koleksi busana rancangan beliau sejak tahun 1970, termasuk yang dirancangnya untuk pagelaran teater Hamlet dan Othello di Inggris, pagelaran teater Julius Caesar di Jakarta, hingga gaun yang dia rancang khusus untuk Lady Diana dan Ratu Rania dari Yordania.

Kamu juga dipandu untuk berkeliling museum bersama sang pemilik sendiri. Museum tersebut berlokasi di Cilandak dan tidak dipungut biaya masuk. Namun, kamu akan dilayani dengan maksimal jika sebelumnya telah membuat janji terlebih dahulu.

6. Museum Pasifika, Nusa Dua

Jika kamu tengah berlibur ke Nusa Dua, Bali, sempatkan untuk datang ke salah satu museum seni terbesar di Asia Pasifik ini. Museum Pasifika memiliki koleksi karya seni dan lukisan buatan seniman dari Indonesia, seperti Affandi dan Nyoman Gunarsa, serta dari berbagai negara lain tapi sempat menetap di Bali. Jadi, jangan heran jika kebanyakan lukisan dan karya seni di museum ini menggambarkan kehidupan masyarakat Bali.

Museum tersebut pernah mendapat penghargaan pada tahun 2011 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif karena koleksinya yang termasuk paling lengkap di dunia. Selain menampilkan lukisan dan juga karya seni, di Museum Pasifika juga sering diadakan event seni, seperti peluncuran buku dan jamuan sosial dalam rangka memperingati akuisisi karya seni baru.

Museum Pasifika di buka setiap hari dari pukul 10.00 hingga 18.00 WITA. Harga tiket yang cukup mahal, yaitu 70.000 rupiah, akan terasa pantas untuk melihat koleksi-koleksi menakjubkan mereka.

7. Museum Tsunami, Aceh

Bangunan museum yang tampak dari luarnya merefleksikan gelombang tsunami ini merupakan hasil karya Ridwan Kamil, dosen arsitektur ITB yang sekarang menjabat sebagai walikota Bandung.

Museum Tsunami ini juga terdiri dari 5 bagian, yang mana tiap bagiannya mendeskripsikan bencana tsunami sebagai sebuah memorial dan keadaan masyarakat Aceh saat itu. Dimulai dengan Lorong Tsunami yang gelap untuk menggambarkan ketakutan masyarakat Aceh saat itu. Kemudian terdapat Ruang Kenangan yang menampilkan foto-foto korban dan bagaimana porak porandanya Aceh akibat bencana tersebut.

Ruang Sumur Doa ialah bagian ketiga museum ini, yang berhiaskan ribuan nama korban jiwa dari tsunami Aceh. Saat berada di Ruang Sumur Doa ini, pengunjung dianjurkan untuk mendoakan korban. Bagian keempat dirancang lebih sedikit berkelok-kelok, untuk menggambarkan kebingungan korban dalam mencari keluarga dan kerabatnya.

Bagian terakhir adalah Jembatan Harapan. Pada jembatan ini, terdapat 54 bendera berbagai negara yang membantu Aceh saat dilanda tsunami. Museum tersebut juga menampilkan sebuah maket untuk desain tata ruang ideal kawasan potensi tsunami.

Museum Tsunami ini buka setiap hari (kecuali Jumat), pukul 10.00-12.00 dan 15.00-17.00. Tidak ada biaya masuk yang dikenakan, kecuali jika kamu mau menonton film 4D disana.

8. House of Sampoerna, Surabaya

Sebelum menjadi sebuah museum, bangunan ini merupakan panti asuhan putra yang dikelola oleh Belanda. Lalu pada tahun 1932, bangunan ini dibeli oleh Liem Seeng Tee, pendiri perusahaan rokok Sampoerna, dan dijadikan pabrik pembuatan rokok. Museum House of Sampoerna ini terdiri dari 2 lantai, lantai pertama untuk ruang pameran dan lantai kedua sebagai pabrik pembuatan rokok kretek. Jadi selain melihat koleksi mengenai sejarah rokok, kamu juga dapat melihat langsung bagaimana rokok kretek dibuat dengan tangan.

Koleksi yang dimiliki adalah berbagai jenis tembakau, sejarah terbentuknya Sampoerna, korek api dengan berbagai bentuk, dan ada miniatur warung yang sering kita temukan di pinggir jalan. Warung-warung kecil ini dianggap sebagai ujung tombak penjualan rokok Sampoerna.

House of Sampoerna di buka tiap hari pukul 09.00-22.00 WIB, tanpa pungutan biaya masuk. Jika tertarik dengan segala yang berhubungan dengan rokok, kamu wajib datang ke museum ini.

9. Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

Bila sedang berkunjung ke Jogja, kamu wajib buat datang ke museum yang selalu menempati peringkat pertama Travelers’ Choice milik situs TripAdvisor.com ini. Pada saat datang, kamu akan disambut dengan udara sejuk Kaliurang dan keindahan bangunan dari Museum Ullen Sentalu.

Koleksi Museum Ullen Sentalu tersebut bercerita mengenai 4 keraton di Solo dan Jogja: yaitu Kasunanan dan Istana Mangkunegaran Surakarta, Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Puro Pakualaman Yogyakarta. Akan tetapi yang paling banyak disorot ialah cerita tentang putri-putri keraton yang memiliki talenta dan kecantikan luar biasa, salah satunya Gusti Nurul dari Istana Mangkunegaran.

Museum Tidak Biasa Yang Ada di Indonesia 1

Kamu juga akan diperlihatkan tentang cara para leluhur Jawa membuat batik yang memiliki arti sangat dalam. Untuk mengunjungi museum ini, kamu hanya perlu membayar sebesar 25.000 rupiah, sudah termasuk pemandu wisata dan minuman tradisional Ratu Mas. Pemandu wisata juga sangat diperlukan di Museum Ullen Sentalu karena desain ruangannya yang seperti labirin, dan beberapa jumlah peraturan yang harus ditaati.

10. Museum Anak Kolong Tangga, Yogyakarta

Sering merasa kangen dengan mainan pada zaman kecil? Atau sekedar ingin tahu apa saja mainan nenek moyang kita dulu? Kamu dapat datang ke Museum Anak Kolong Tangga di Taman Budaya Yogyakarta. Di museum ini terdapat koleksi sekitar 3000 mainan anak-anak dari seluruh dunia, dan dari masa ke masa.

Masuk ke museum tersebut bagaikan masuk ke lorong waktu dan kembali ke masa kecil kita. Koleksi yang terdapat di Museum Anak Kolong Tangga beraneka rupa, dari boneka kayu, miniatur kendaraan, kuda-kudaan kayu, celengan gerabah, board games, berbagai jenis kartu, gasing, hingga berbagai macam buku cerita bergambar.

Selain pameran, Museum Anak Kolong Tangga juga sering kali mengadakan workshop, seperti story telling dan membuat kerajinan tangan. Terdapat juga perpustakaan untuk anak serta kegiatan The Museum Comes to Visit You, yaitu kegiatan mengunjungi pasien anak di rumah sakit.

Museum ini di buka setiap hari Selasa-Minggu pukul 09.00-13.00 WIB. Biaya tiket masuknya? Cukup 2.500 rupiah.